11 September lalu, DigiAct kembali menggelar Webinar Literasi Digital dengan tema “Solusi Keamanan Masyarakat dalam Pelayanan Publik Digital” kerjasama dengan Siberkreasi dan Komunitas Historia Indonesia. Acara ini diadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan. Webinar dimulai secara efektif pada pukul 13.35 WIB dengan pembukaan dari moderator yang memperkenalkan tema dan agenda acara. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan solusi terkait keamanan data di era digital, terutama dalam konteks pelayanan publik.
Setelah pembukaan, moderator memandu jalannya acara dan mengarahkan peserta ke sesi pematerian. Narasumber utama, Asep Kambali, memulai sesinya pada pukul 13.45 WIB dengan membawakan materi bertajuk “Keamanan Data pada Instansi Pelayanan Publik”. Dalam paparannya, Asep menyoroti pentingnya menjaga keamanan data di instansi publik, terutama di tengah maraknya penyalahgunaan data yang sering terjadi akibat kebocoran sistem digital.
Asep menjelaskan bahwa di era digital saat ini, akses terhadap data pribadi masyarakat semakin mudah. Hal ini tentu membawa risiko tersendiri, terutama jika sistem keamanan yang diterapkan oleh instansi pemerintah tidak cukup kuat untuk melindungi data pengguna. Ia juga memberikan gambaran tentang beberapa kasus penyalahgunaan data yang terjadi akibat kebocoran sistem, yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat maupun instansi terkait.
Untuk memberikan konteks lebih luas, Asep juga membandingkan kondisi keamanan data di Indonesia dengan beberapa negara maju yaitu di Amerika Serikat yang telah lebih dulu menerapkan sistem keamanan digital pada pelayanan publik mereka. Negara-negara tersebut telah mengadopsi teknologi canggih untuk melindungi data masyarakat dan menegakkan regulasi yang ketat. Asep menekankan bahwa Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan dalam hal regulasi dan penerapan teknologi untuk memperkuat sistem keamanan data.
Selain memberikan gambaran global, narasumber juga memberikan beberapa tips penting kepada peserta tentang bagaimana menjaga keamanan data pribadi dalam pelayanan publik digital. Salah satu tips yang ditekankan adalah pentingnya menggunakan kata sandi yang kuat, menjaga privasi informasi sensitif, serta selalu waspada terhadap potensi cloning atau serangan siber lainnya yang mengincar data pribadi.
Setelah sesi pematerian, webinar dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif antara narasumber dan peserta. Sebagian besar pertanyaan yang diajukan peserta berfokus pada isu terkini seputar pelayanan publik digital di Indonesia, seperti lemahnya proteksi data pada beberapa instansi pemerintah dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keamanan data. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman pribadi terkait masalah keamanan data yang mereka hadapi.
Diskusi ini berlangsung hangat dan produktif, dengan narasumber memberikan jawaban serta solusi praktis untuk menghadapi tantangan keamanan digital di pelayanan publik. Webinar ini diakhiri dengan kesimpulan yang menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, penyedia layanan, dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan keamanan data dalam sistem pelayanan publik di Indonesia.